Halaman

4 Pelajaran Penting Penunjang Karier & Bisnis yang Anda perlu kuasai..

 

Tribune_Jiacep|jasarenovasiDepok.com

Bismillah,


wardiad.com.Pelajaran apa yg penting untuk menunjang kehidupan?

Waktu sekolah cukup banyak pelajaran yg diberikan..., prakteknya tidak semua mata pelajaran digunakan dalam dunia kerja kan?

Menurut pengalaman pribadi, setidaknya ada 4 (empat) yg perlu perhatian;


1. KARAKTER

Karakter adalah Basic/Dasar yang mencerminkan siapa Anda? apakah Anda layak dipercaya? apakah Anda perlu dijadikan teman? apakah Anda  layak dijadikan mitra?

Karaker adalah nilai/value tetang Anda? Kejujuran, Disiplin,komitmen,Ahlaq,adab,etika,...

Pebisnis cukup banyak, tapi pebisnis yang jujur dan berakhlaq..ini perlu ditumbuh kembangkan, ujungnya adalah menghasilkan manusia-manusia berintegritas.


2. BERHITUNG

Pelajaran matematika..., hitung-hitungan...

Bagaimana kita akan memproyeksi pertumbuhan usaha/bisnis..,kalau kita tak bisa menghitung berapa HPP (Harga pokok pembelia), tidak tau berhitung kebutuhan modal kerja, untuk apa aja digunakan, dan rencana mau ambil margin. Bagaimana membaca laporan keuangan bisnis..., So, kemana2 bawa kalkulator ya.., kalau alat perang ane..meteran untuk mengambil data perhitungan , hehe..😉

" Bisnis yang bisa dihitung, adalah bisnis yang bisa dikembang"..,


Sekedar ngupi pagi..., berlanjut ya,..🍮



NDAK KUAT SENDIRI...Untuk "MEMBESAR"


 wardiad.com
, Memahami hikmah mengapa Allah ciptakan kita dengan 2 tangan, 1 mulut ,2 telinga, dan segala yang diciptakan terbaiknya.

 Karena kita tak bisa;

1. Melakukan semua pekerjaan sendiri, hatta seorang yang ahli sekalipun...

    Dokter masih membutuhkan dokter lain untuk mengobatinya ketika sakit, tukang cukur, masih membutuhkan tukang cukur lainya untuk memotong rambuatnya. seorang ahli bangunan masih membutuhkan para tukang untuk membangun/renovasi rumahnya dan lain-lainya,...pendek kata kita tidak bisa hidup sendiri..an..

2. Kita memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kita membutuhkan orang lain untuk mengisi kekurangan kita. Begitu pula orang lain memerlukan kita untuk mengisi kekurangan mereka.


3. Sumber daya terbatas, sudah tentu untuk 'membesar' perlu orang lain yang membantu saling membesarkan.

InsyaAllah PT. AZRINA selalu terbuka membuka kolaborasi & sinergi bidang;

- Konstruksi, jasarenovasidepok.com , bangun/renovasi rumah

- Pelatihan Bisnis

- Retail

- Konsultan Media

- Percetakan

- dll

Pendek kata untuk menjadi besar, kita tidak perlu memikul sendirian,,..perlu orang lain, perlu lebih terbuka dan membuka diri...Kami berharap Anda menjadi orang sukses .Aamiin





Bimtek UMKM Jabar Juara 2020, Mar 18'2020

wardiad.com, Menghadiri BIMTEK yang diadakan oleh  Dinas koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat. Pada Senin-Rabu, 16 sd 18 Maret 2020 di Hotel Grand Sunshine, Jl. Raya Soreang No.6 KM 17 Pamekaran Kabupaten Bandung. Bimtek dalam rangka pembekalan kepada para pendamping UMKM Jabar Juara periode 2020.






Depok Indonesia - Fukuoka Japan Partnership ,Feb.26th'2020

wardiad.com, Berpartisipasi menjadi bagian dalam kegiatan Depok Indonesia-Fukoaka Parnership yang diadakan pada, Rabu, 26 Februari 2020, di Resto Gabus Pucung, Depok
dalam kegiatan ini mengundang 20 an pengusaha Jepang yang bergerak dalam lingkungan hidup dan agro industri.





MENGENAL SYIRKAH DALAM BISNIS




DEFINISI SYIRKAH

 wardiad.com,Kata syirkah dalam bahasa Arab berasal dari kata syarika (fi’il mâdhi), yasyraku (fi’il mudhâri’), dan mashdar (kata dasar)nya ada tiga wazn (timbangan), boleh dibaca dengan salah satunya, yaitu: syirkatan / syarikatan /syarakatan; artinya persekutuan atau perserikatan. Dan dapat diartikan pula dengan percampuran, sebagaimana firman Allah dalam surat Shaad, ayat 24. (Taudhihul Ahkam, Syaikh Abdullah Al-Bassam IV/601).


Akan tetapi, menurut Abdurrahman Al-Jaziri, dibaca syirkah lebih fasih. (Al-Fiqh ‘ala al-Madzahib al-Arba’ah, III/58)

Adapun menurut istilah para ulama fikih, syirkah adalah suatu akad kerja sama antara dua orang atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (atau amal) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan kerugian akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. (Bidayatul Mujtahid, Ibnu Rusydi II/253).



HUKUM SYIRKAH

Syirkah hukumnya diperbolehkan atau disyari’atkan berdasarkan Al-Qur’an, Al-Hadits dan ijma’ (konsensus) kaum muslimin. Dan berikut ini kami sebutkan dalil-dalilnya, di antaranya:


A.        Al-Qur’an:

Firman Allah Ta’ala: “Dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini.” (QS. Shaad: 24)


Dan firman-Nya pula: “Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu.” (QS. An-Nisa’: 12)

Kedua ayat di atas menunjukkan pengakuan Allah akan adanya perserikatan dalam kepemilikan harta. Hanya saja dalam surat An-Nisa’ ayat 12 perkongsian terjadi secara otomatis karena waris, sedangkan dalam surat Shaad ayat 24 terjadi atas dasar akad (transaksi).


B.          Hadits:


Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah azza wa jalla berfirman: “Aku pihak ketiga dari dua orang yang berserikat selama salah satunya tidak mengkhianati pihak lainnya. Kalau salah satunya berkhianat, Aku keluar dari keduanya.” (HR. Abu Daud no.3383, dan Al-Hakim no.2322).


C.        Ijma’:

Ibnu Qudamah berkata: “Kaum muslimin telah berkonsensus terhadap legitimasi syirkah secara global walaupun terdapat perbedaan pendapat dalam beberapa elemen darinya.” (Al-Mughni V/109).


RUKUN-RUKUN SYIRKAH

Menurut mayoritas ulama fikih, bahwa rukun syirkah itu ada 3 (tiga), yaitu:

(1) akad (ijab-kabul), disebut juga shighat; (2) dua pihak yang berakad (al–‘âqidâni), syaratnya

harus memiliki kecakapan melakukan tasharruf (pengelolaan harta); (3) obyek akad, disebut juga

al–ma’qûd ‘alaihi, yang mencakup pekerjaan (al–amal) dan atau modal (al–mâl). (Al-Fiqhu ‘Alal

Madzahibi al-Arba’ah, Abdurrahman al-Jaziri).


JENIS-JENIS SYIRKAH


Syirkah itu ada dua macam:

Pertama: Syirkah Amlaak (Hak Milik)

Yaitu penguasaan harta secara kolektif, berupa bangunan, barang bergerak atau barang berharga. Yaitu perserikatan dua orang atau lebih yang dimiliki melalui transaksi jual beli, hadiah, warisan atau yang lainnya. Dalam bentuk syirkah seperti ini kedua belah pihak tidak berhak mengusik bagian rekan kongsinya, ia tidak boleh menggunakannya tanpa seijin rekannya. (Taudhihul Ahkam, Syaikh Abdullah Al-Bassam IV/601).

Misalnya; si A dan si B diberi wasiat atau hadiah berupa sebuah mobil oleh seseorang dan keduanya menerimanya, atau membelinya dengan uang keduanya, atau mendapatkannya dari hasil warisan, maka mereka berdua berserikat dalam kepemilikan mobil tersebut. (Fiqhus Sunnah, Sayyid Sabiq III/258, dan Al-Fiqhu Al-Islami wa Adillatuhu, karya Wahbah Az-Zuhaily IV/794).


Kedua : Syirkah Uquud (Transaksional/kontrak)

Yaitu akad kerja sama antara dua orang yang bersekutu dalam modal dan keuntungan, misalnya, dalam transaksi jual beli atau lainnya. Dalam syirkah seperti ini, pihak-pihak yang berkongsi berhak menggunakan barang syirkah dengan kuasa masing-masing. Dalam hal ini, seseorang bertindak sebagai pemilik barang, jika yang digunakan adalah miliknya. Dan sebagai wakil, jika barang yang dipergunakan adalah milik rekannya.



MACAM-MACAM SYIRKAH UQUUD

Berdasarkan penelitian para ulama fikih terdahulu terhadap dalil-dalil syar’i, bahwa di dalam Islam terdapat lima macam syarikah: yaitu: (1) syirkah al- inân; (2) syirkah al-abdân; (3) syirkah al-mudhârabah; (4) syirkah al-wujûh; dan (5) syirkah al-mufâwadhah.

Menurut ulama Hanabilah, yang sah hanya empat macam, yaitu: syirkah inân, abdân, mudhârabah, dan wujûh. Menurut ulama Malikiyah, yang sah hanya tiga macam, yaitu: syirkah inân, abdan, dan mudhârabah. Menurut ulama Syafi’iyah dan Zhahiriyah, yang sah hanya syirkah inân dan mudhârabah. Sedangkan menurut Hanafiyah semua bentuk syirkah boleh/sah bila memenuhi syarat-syaratnya yang telah ditetapkan. (Al-Fiqh al-Islâmî wa Adillatuhu, Wahbah Az-Zuhaili, IV/795).

1. Syirkah al-‘Inaan

Yaitu kerja sama antara dua orang atau lebih dengan harta masing-masing untuk dikelola oleh mereka sendiri, dan keuntungan dibagi di antara mereka, atau salah seorang sebagai pengelola dan mendapat jatah keuntungan lebih banyak daripada rekannya.

Hukum syirkah ini diperbolehkan berdasarkan konsensus para ulama, sebagaimana dinyatakan oleh Ibnu al-Mundzir. (Al-Fiqhu Al-Islami wa Adillatuhu, karya Wahbah Az-Zuhaily IV/796).

Dalam syirkah ini, disyaratkan modalnya harus berupa uang (nuqûd); sedangkan barang (‘urûdh), misalnya rumah atau mobil, tidak boleh dijadikan modal syirkah, kecuali jika barang itu dihitung nilainya pada saat akad.

Keuntungan didasarkan pada kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung oleh masing-masing mitra usaha (syarîk) berdasarkan porsi modal. Jika, misalnya, masing-masing modalnya 50%, maka masing-masing menanggung kerugian sebesar 50%. sebagaimana kaidah fikih yang berlaku, yakni (Ar-Ribhu ‘Alâ mâ Syarathâ wal Wadhii’atu ‘Alâ Qadril Mâlain).

Diriwayatkan oleh Abdur Razaq dalam kitab Al-Jâmi’, bahwa Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu pernah berkata, “Kerugian didasarkan atas besarnya modal, sedangkan keuntungan didasarkan atas kesepakatan mereka (pihak-pihak yang bersyirkah).”

Contoh: A dan B akan membuat sebuah agency property syariah. A memberikan dana sebesar 10 juta dan B sebesar 10 juta dan keduanya sama-sama bekerja dalam syirkah ini.



2. Syirkah al-Abdaan (syirkah usaha)

Yaitu kerja sama antara dua orang atau lebih dalam usaha yang dilakukan oleh tubuh mereka, yakni masing-masing hanya memberikan konstribusi kerja (‘amal), tanpa konstribusi modal (mâl).

Kerja sama semacam ini dibolehkan menurut kalangan Hanafiyah, Malikiyah, dan Hanabilah, namun imam Syafi’i melarangnya.

Syirkah ‘abdan hukumnya boleh berdasarkan dalil as-Sunnah. Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu, ia berkata, “Aku pernah berserikat dengan Ammar bin Yasir dan Sa’ad bin Abi Waqash mengenai harta rampasan perang pada Perang Badar. Sa’ad membawa dua orang tawanan, sementara aku dan Ammar tidak membawa apa pun.” (HR. Abu Dawud, An-Nasa’i dan Ibnu Majah).

Hal itu diketahui Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan beliau membenarkannya dengan taqrîr.

Syirkah ini kadang-kadang disebut juga dengan Syirkah al-A’maal dan ash-Shanaa-i’.

Dalam syirkah ini tidak disyaratkan kesamaan profesi atau keahlian, tetapi boleh berbeda profesi. Jadi, boleh saja syirkah ‘abdan terdiri dari beberapa tukang kayu dan tukang besi. (Fiqhus Sunnah, Sayyid Sabiq III/260). Namun, disyaratkan bahwa pekerjaan yang dilakukan merupakan pekerjaan halal.

Keuntungan yang diperoleh dibagi berdasarkan kesepakatan; nisbahnya boleh sama dan boleh juga tidak sama di antara mitra-mitra usaha (syarîk).

Contoh: A dan B akan membuat sebuah agency property syariah. Keduanya tidak memberikan modal tetapi hanya bermodal keahlian dan keduanya sama-sama bekerja dalam syirkah ini.



3. Syirkah al-Mudharabah

Yaitu akad perjanjian (kerja sama usaha) antara kedua belah pihak, yang salah satu dari keduanya memberi modal kepada yang lain supaya dikembangkan, sedangkan keuntungannya dibagi antara keduanya sesuai dengan ketentuan yang disepakati. (Lihat Fiqhus Sunnah Karya Sayid Sabiq III/220)

Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma meriwayatkan bahwa Abbas bin Abdul Muthallib (paman Nabi) jika menyerahkan harta sebagai mudharabah, ia mensyaratkan kepada mudharib (pengelola)nya agar tidak mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah, serta tidak membeli hewan ternak. Jika persyaratan itu dilanggar, ia (mudharib/pengelola) harus menanggung resikonya. Ketika persyaratan yang ditetapkan Abbas itu didengar Rasulullah, beliau membenarkannya.” (HR. Al-Baihaqi di dalam As-Sunan Al-Kubra (6/111).

Para ulama telah berkonsensus atas bolehnya mudharabah. (Bidayatul Mujtahid, karya Ibnu Rusyd (2/136).

Diriwayatkan, sejumlah sahabat menyerahkan (kepada orang, mudharib) harta anak yatim sebagai mudharabah dan tak ada seorang pun mengingkari mereka. karenanya, hal itu dipandang sebagai ijma’. (al-Fiqhu al-Islami wa Adillatuhu, Wahbah Zuhaily, 4/838)

Dalam syirkah ini, keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan.

Sedangkan kerugian dalam mudharabah ini mutlak menjadi tanggung jawab pemilik modal . Dengan catatan, pihak pengelola tidak melakukan kelalaian dan kesalahan prosedur dalam menjalankan usaha yang telah disepakati syarat-syaratnya. Kerugian pihak pengelola adalah dari sisi tenaga dan waktu yang telah dikeluarkannya tanpa mendapat keuntungan. Ini adalah perkara yang telah disepakati oleh para ulama, seperti yang telah ditegaskan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmu Fatawa (XXX/82).

Contohnya: A adalah pemodal, berkonstribusi modal kepada B yaitu marketing yang ingin membentuk agency properti syariah dan berkonstribusi kerja saja (pengelola).

4. Syirkah al-Wujuuh

Yaitu kerja sama antara dua orang atau lebih yang memiliki reputasi dan nama baik serta ahli dalam bisnis. Mereka membeli barang secara kredit (hutang) dari suatu perusahaan dan menjual barang tersebut secara tunai, lalu keuntungan yang didapat dibagi bersama atas dasar kesepakatan di antara mereka. (Bada-i’u ash-Shana-i’, karya al-Kasani VI/77)

Syirkah semacam ini juga dibolehkan menurut kalangan hanafiyah dan hanbaliyah, namun tidak sah menurut kalangan Malikiyah, Syafi’iyah dan Zhahiriyah. (Al-Fiqhu Al-Islami wa Adillatuhu, karya Wahbah Az-Zuhaily IV/801)

Disebut syirkah wujûh karena didasarkan pada kedudukan, ketokohan, atau keahlian seseorang di tengah masyarakat. Tak seorang pun memiliki modal, namun mereka memiliki nama baik, sehingga mereka membeli barang secara hutang dengan jaminan nama baik tersebut.

Dalam syirkah wujûh ini, keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan, bukan berdasarkan prosentase barang dagangan yang dimiliki; sedangkan kerugian ditanggung oleh masing-masing mitra usaha berdasarkan prosentase barang dagangan yang dimiliki, bukan berdasarkan kesepakatan

Contoh: A dan B adalah tokoh yang dipercaya pedagang. Lalu A dan B ber-syirkah wujûh, dengan cara membeli barang dari seorang pedagang (misalnya C) secara kredit. A dan B bersepakat, masing-masing memiliki 50% dari barang yang dibeli. Lalu keduanya menjual barang tersebut dan keuntungannya dibagi dua, sedangkan harga pokoknya dikembalikan kepada C (pedagang).



5. Syirkah al-Mufawadhah

Yaitu kerja sama antara dua orang atau lebih. Setiap pihak memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja. Setiap pihak membagi keuntungan dan kerugian secara sama.

Syirkah Mufawadhah juga merupakan syirkah komprehensif yang dalam syirkah itu semua anggoga sepakat melakukan aliansi dalam semua jenis kerja sama, seperti ‘inan, abdan dan wujuh. Di mana masing-masing menyerahkan kepada pihak lain hak untuk mengoperasikan segala aktivitas yang menjadi komitmen kerja sama tersebut, seperti jual beli, penjaminan, penggadaian, sewa menyewa, menerima tenaga kerja, dan sejenisnya. Atau syirkah ini bisa pula diartikan kerja sama dalam segala hal.

Hukum Syirkah ini dalam pengertian di atas dibolehkan menurut mayoritas ulama seperti Hanafiyah, Malikiyah dan Hanabilah. Sebab, setiap jenis syirkah yang sah ketika berdiri sendiri, maka sah pula ketika digabungkan dengan jenis syirkah lainnya. Namun, imam asy-Syafi’i melarangnya.

Adapun keuntungan yang diperoleh dalam syirkah ini dibagi sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung sesuai dengan jenis syirkah-nya; yaitu ditanggung oleh para pemodal sesuai porsi modal (jika berupa syirkah inân), atau ditanggung pemodal saja (jika berupa syirkah mudhârabah), atau ditanggung mitra-mitra usaha berdasarkan persentase barang dagangan yang dimiliki (jika berupa syirkah wujûh).

Contohnya: A adalah pemodal, berkonstribusi modal kepada B dan C yaitu marketing yang ingin membentuk agency, yang sebelumnya sepakat bahwa masing-masing berkonstribusi kerja saja. Kemudian B dan C juga sepakat untuk berkontribusi modal.

Contoh diatas adalah gabungan antara syirkah 'inan, 'abdan dan mudhorobah




wardiad.com,Pendampingan UMKM Jabar Juara Periode#1

wardiad.com, UMKM Jabar juara adalah program pemerintah Jawa Barat untuk mendorong UMKM naik kelas. Pada tahun 2019 ini ada 2500 UMKM yang mengikuti kegiatan Jabar juara dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat. Kota Depok sendiri di periode ini ada 48 UMKM yang ikut program ini. Di kesempatan ini pula 12 UMKM dari kecamatan Beji menjadi dampingan:
Program selama 6 bulan dari bulan juni hingga november 2019. 12 UMKM Beji diantaranya:

  1. Abah Kebuli, Lusi Enanda
  2. Pempek Ayuk 28, Yetty Febrianty
  3. HAQY Donut, Nur Rachmawati
  4. Haywa, Hesti
  5. RA, Siti Aminah
  6. IKATI, Nesia
  7. Kami Creative, Lucy Sylvana
  8. Kamila Rissa
  9. Enofa, Eva Nur Afiyah
  10. Vataya, Yennih
  11. Bika Singkong Depok, Setyorini 
  12. @Oen handmade, Komaryatun

Wardiad hadiri Rapat Pembahasan Ekonomi 2021 BAPEDA Depok, 21 Nov 2019

wardiad.com, Depok, 21 November 2019 Rapat FGD Bapeda Depok.

Tantangan pembangunan ekonomi makro:

  • Faktor Internal
- Menjaga mementum pertumbuhan ekonomi yang tinggi
- Mnedorong transformasi  struktural perekonomian daerah
- Menjaga trend penurunan tingkat pengangguran, khususnya bagi lulusan  SMA


  • Faktor Eksternal
- Antisipasi dampak pemindahan ibukota
- Menyelaraskan pembangunan daerah dengan program  infrastruktur nasional
- Optimalisasi konektifitas dengan daerah -daerah penyangga Jakarta
- Kesiapan daerah menyambut ekonomi digital dan industri 4.0

Isu strategis sub bidang ekonomi dalam  rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) 2016-2021:

1. Infrastruktur
2. Daya saing dan ketahanan ekonomi
3. Ekonomi kreatif dan UMKM berbasis potensi lokal
4. Ketimpangan
5. Kemiskinan dan pengangguran

Dalam event ini kami mewakili Indonesia Islamic Business Forum (IIBF) menyoroti lima hal:
1. APBD yang turun dari tahun 2019 : Rp. 3.3 T menjadi Rp. 2.9 T di tahun 2020
2. Koordinasi antar dinas
3. Proses perijinan, birokrasi
4. Potensi UMKM Depok menyumbang 65% ekonomi Depok
5. Pemerintah menjadi kolaborator potensi Depok.